CERITA TENTANG "SAMANTHA"
#BPNRamadan2023
Beberapa orang di dunia ini memiliki kemampuan yang tidak biasa, yaitu mampu berkomunikasi bahkan bertemu langsung dengan "mereka" yang dianggap menakutkan. Di Indonesia, beberapa publik figur dikenal memiliki kemampuan ini, salah satu yang terkenal saat ini adalah Risa Saraswati. Bagi yang belum tahu siapa beliau, silakan cek Instagramnya dengan nama serupa huehehe. Dia juga punya channel Youtube bersama saudara-saudaranya dengan nama Jurnal Risa, di mana kontennya adalah perjalanan ekspedisi mereka dalam menelusuri tempat-tempat angker yang ada di seluruh Indonesia.
Aku tahu sosok teh Risa (begitu ia akrab disapa) ini sejak tahun 2015. Waktu itu aku rajin baca cerita-cerita mistis di blognya. Kemudian, aku follow Instagramnya dan selalu mengikuti update karya-karya novelnya. Danur, Peter, Hendrick, Jhansen, Sunyaruri, Maddah, Catatan Hitam, Risara adalah novel-novel karyanya yang aku miliki. Setelah sekian lama nggak menikmati novelnya lagi, bulan lalu akhirnya aku membeli novel Samantha. Novel ini bukan karya terbarunya, tetapi entah kenapa saat melihat covernya aku langsung jatuh cinta.
Buat yang belum tahu, novel-novel yang ditulis oleh teh Risa ini sebagian besar adalah pengalaman nyatanya dalam berinteraksi dengan sosok hantu Belanda yang pernah ia temui saat masih belia. Sebelum melahirkan karya-karyanya, teh Risa meminta persetujuan dari "mereka" yang kisahnya akan diangkat dalam sebuah buku terlebih dahulu. Walaupun novel ini masuk kategori horor, percayalah, isinya nggak horor sama sekali. Malah sepanjang buku-bukunya yang sudah aku baca, isinya lebih ke kehidupan para hantu yang cukup tragis dan sedih untuk diketahui, (dan jauh lebih horor saat novelnya difilmkan sih, hehehe).
Begitu pula dengan Samantha, novel dengan cover pink gemas ini menceritakan tentang sosok hantu perempuan keturunan Belanda bernama Samantha yang diacuhkan oleh kedua orangtua angkatnya hingga akhir hayatnya. Singkat cerita, sebelum mengadopsi Samantha, kedua orangtuanya tengah berusaha untuk memiliki keturunan. Mereka adalah pengusaha Belanda yang memiliki perkebunan. Ketika hendak memeriksakan diri ke dokter, mereka bertemu dengan seorang perempuan yang sebelumnya pernah ditemui oleh Ayah angkat Samantha ini. Perempuan tersebut menangis karena suaminya meninggal dan kala itu dirinya sedang mengandung. Atas dasar kemanusiaan, orangtua angkat Samantha merawat perempuan itu. Namun, usia perempuan itu hanya sebentar, sesaat setelah melahirkan Samantha, dia meninggal dunia dan menitipkan Samantha kepada mereka.
Mereka mencoba merawat Samantha dengan baik, selagi terus berusaha agar mendapatkan keturunan sendiri. Tidak lama setelah mengadopsi Samantha, ibu angkatnya dinyatakan hamil. Mereka sangat bahagia. Suatu hari, mereka bertiga sedang bermain di taman. Samantha kecil yang sangat aktif merengek minta digendong oleh ibunya. Sang Ibu menuruti permintaan Samantha, tetapi tiba-tiba perhatian Samantha teralihkan dan dirinya terlalu bersemangat untuk turun dari gendongan ibunya dan tanpa sengaja menendang perut sang Ibu. Akibatnya, sang Ibu harus kehilangan janin yang sedang dikandungnya.
Sejak saat itu, perlakuan mereka ke Samantha kecil berubah. Samantha tidak lagi mendapat perhatian orangtua dan selalu diurus oleh pembantu pribumi. Sikap Samantha menjadi tidak baik, orangtuanya benar-benar mengacuhkan dirinya. Samantha jadi mudah bersikap kasar, apalagi ke para pekerja pribumi di rumah maupun perkebunan orangtuanya, terutama kepada pengasuhnya. Berkali-kali dirinya mencoba mencari perhatian Ayah dan Ibu, tetapi tetap tidak berhasil. Kesedihan karena kehilangan bayi yang diidam-idamkan sejak lama membutakan mata hati mereka akan kehadiran Samantha.
Untuk mengulik semua itu, teh Risa juga berkomunikasi dengan pengasuh-pengasuh yang pernah merawat Samantha. Pengasuh-pengasuh ini sangat setia dan sabar dalam mengurus Samantha. Mereka paham bahwa ada yang tidak beres dengan anak ini, dirinya butuh perhatian kedua orangtua, dirinya butuh kasih sayang kedua orangtuanya.
Malangnya Samantha, hingga saat dirinya mengembuskan napas terakhir dikarenakan sakit keras, orangtuanya malah pergi meninggalkannya dengan alasan bekerja. Detik-detik terakhir hidupnya, Samantha hanya ditemani oleh pengasuhnya.
Novel ini cukup memberiku pelajaran bahwa betapa bahayanya luka hati yang tidak disembuhkan, terlebih luka akibat kehilangan orang yang diharapkan kehadirannya. Luka itu tidak hanya menghancurkan kebaikan diri sendiri, tetapi juga dapat menyakiti orang lain yang seharusnya mendapat perhatian penuh dan diurus. Samantha, gadis kecil yang tidak tahu apa-apa, harus menanggung kesedihan mendalam atas sikap kedua orangtua, hingga akhir hayatnya.
Ya, Samantha meninggal dunia tanpa pernah tahu apa yang sebenarnya terjadi serta alasan kenapa sikap orangtuanya berubah.
#BPNRamadan2023
#LiyaBahasBuku
wihoo teh Risa multi talent banget yhaaa
ReplyDeletenulis novel juga ternyataaa
beneran keren nih
Jurnal Risa direkomendasikan di Disney+ Hotstar..aku belum berani nonton, masih nyari teman kalau anakku luang aku ajak nonton. Memang lebih horror kalau difilmkan, kalau baca sih lebih berani ya hahaha, seperti cerita tentang Samantha ini
ReplyDeleteSedih banget sih ya..
ReplyDeleteKarena memang perspektif orangtua dan Samantha kecil, pastinya berbeda. Dan kadangkala, orangtua pun enggan mengkomunikasikan hal sesederhana bahwa mereka butuh ketenangan atau apapun yang mereka rasakan pasca kehilangan sang janin. Sedangkan Samantha kecil pun mungkin belum bisa secara gamblang menyatakan perasaannya.
Wah, menarik yaa..
Aku baca buku awal Risa Saraswati. Tapi untuk tokoh spin-offnya, belum aku baca. Keren euuii explorasi karakter, tokoh hingga ending kisah buku-buku Risa.
Duh, membaca review-nya saja rasanya hati saya teriris-iris dengan kisah Samantha ini, Mbak :( ... membayangkan luka hatinya yang semakin menganga hingga dirinya menemui kematian huhuhu.
ReplyDeleteUnik ya pengalaman penulis Mbak Risa ini sampai jadi genre menulisnya. Pilu juga baca kisah Samantha. Jangan-jangan bisa dijadikan film ya
ReplyDeletesy tahu youtube jurnal risa, tp ga pernah nonton krn ga suka horor. tp baca review mba ttg novel samantha jd pengen baca
ReplyDeleteBikin mewek hanya baca ini. Apalagi itu kalau baca langsung mungkin lebih menjiwai ya
ReplyDeleteMenarik ceritanya mbaa.. tapi saya agak ngeri baca horror 😀 kisah Samantha bikin banyak belajar tentabg parenting ya
ReplyDeleteTerbawa emosi sedih jugaa, karena ada rasa kehilangan itu. Pelajaran banget buat kita, hati yang terluka lebih baik di sembuhkan, demi kesehatan diri sendiri
ReplyDeleteTernyata bukan sekadar kisah hantu, ada pelajaran hidup yang bisa kita ambil. Tapi liat trailer filmnya kok saya takut, ya.
ReplyDeletewah baru tahu aku kalau mbak risa ini penulis novel juga. jujur aku belum pernah lihat kontennya sih karena takut duluan sama cerita horor tapi pas baca review novel ini kok malah sedih ya kasihan sama samantha
ReplyDeleteBagus kisahnya walaupun sedih, bisa jadi pembelajaran hidup ya , jadi teh Risa itu menulis novel juga ya mbak, kisahnya menarik
ReplyDeleteWah baru tahu klo nulis novel
ReplyDeletePasti seru ini cerita novelnya
Jadi penasaran pengen baca juga
Sedih banget akhir hidup Samantha, ya, Kak. Segala sesuatu yang terjadi di dunia ini pada hakikatnya sudah ditentukan. Usaha apapun jika bukan rezeki kita bisa jadi sia-sia.
ReplyDeletehuaa, aku baca tulisan ini deg2an xD huhu, bukan pecinta tulisan atau film horor aku tuh x)) sukses selalu ya novel dan film nya...
ReplyDelete