imperfect:sebuah buku untuk menerima diri sendiri

#BPNRamadan2023

Bagi yang suka nonton film karya komika Ernest Prakarsa dan istrinya, pasti sudah nonton film "Imperfect". Nah, film Imperfect ini diadaptasi dari buku istrinya, Meira Anastasia yang menceritakan perjalanannya menerima diri sendiri. Dalam hal ini, menerima bentuk tubuh yang semakin berubah seiring berjalannya waktu. 


Layaknya perempuan pada umumnya, Meira juga mengalami perubahan bentuk badan, terlebih saat dirinya sudah memiliki dua anak. Perjalanan Meira dalam mencintai diri sendiri pun seperti orang-orang pengguna media sosial kebanyakan: sering mendapat komentar sinis tentang bentuk tubuhnya. Nggak hanya itu, komentar-komentar soal tubuhnya juga kerap didapat dari orang-orang di sekitarnya.

Sebagai perempuan, tentu omongan mereka pernah menusuk hati. Oleh karena itu, Meira sempat konsultasi ke beberapa dokter terkait bentuk tubuhnya. Namun, keraguan muncul dalam dirinya. Gejolak hati yang mulanya ingin mengubah bentuk tubuh menjadi "sempurna", urung dia lakukan. 

Seiring berjalannya waktu, akhirnya Meira memutuskan rutin berolahraga keras dan menjaga pola makan, membentuk tubuh agar tetap kurus seperti masa sebelum menikah dulu. Saking terobsesinya, Meira malah jadi tidak menikmati hidupnya. Terlalu membatasi diri, terlalu takut dengan penilaian netizen setiap kali dirinya mengunggah sesuatu di Instagram. Padahal, suami, anak, orangtua dan saudara-saudaranya tidak ada yang mencemooh perubahaan tubuhnya. Mereka mendukung apapun yang Meira lakukan. Suaminya pun, Ernest, tidak pernah menuntut apa pun dari Meira, dia menerima istrinya apa adanya.

"Selain itu, fakta yang paling penting, sebenarnya suamiku sangat menyukai warna kulitku yang gelap karena menurutnya sangat eksotis! Hahahaha... Padahal ya, ngapain juga aku capek-capek suntik, ngapain aku ribet mikirin untuk mutihin kulit, sementara orang yang paling sayang sama aku sudah menerima aku apa adanya"  -Imperfect: A Journey to Self-Acceptance-


Long short story, Meira berhenti "menyiksa" diri. Meira mengubah mindset yang selama ini ada di benaknya. Jika awalnya mindset rutin olahraga adalah untuk kurus dan punya badan bagus, kali ini mindset itu berubah jadi olahraga karena ingin sehat. Jika awalnya tidak bisa menikmati kuliner, sekarang tetap bisa makan apapun yang dia inginkan asal porsinya terbatas. Jika awalnya mindset perempuan cantik adalah yang berkulit putih bersih, kali ini mindset itu terhapus dari benaknya. Perempuan cantik dengan ciri khasnya masing-masing. 

Buku Imperfect A Journey to Self-Acceptance aku beli sekitar 2018 saat tubuhku sedang gendut-gendutnya (TB 170cm BB 78. Waw!). Kala itu, aku merasa risih dengan bentuk badan, aku mulai susah mencari ukuran baju yang pas, mulai susah mencari celana jeans khusus perempuan yang berujung aku pakai celana unisex. Waktu tahu kalau buku ini sudah launching, aku langsung gaass menuju Gramedia buat beli. 

Setelah aku baca, buku dengan hard cover ini isinya sesuai ekspektasiku. Imperfect menceritakan dengan sangat detail bagaimana perjalanan seseorang (dalam hal ini si penulis, Meira) dalam menerima dirinya di tengah omongan-omongan yang tidak perlu dari orang lain. Aku jadi teringat dengan dikotomi kendali bahwa kita nggak bisa mengontrol omongan orang lain, tetapi kita bisa mengendalikan respon kita terhadap omongan tersebut. 

"Makanya, kadang-kadang kita selalu fokus pada pendapat atau penilaian dari orang-orang yang salah" -Imperfect: A Journey to Self-Acceptance-

So yeah, setelah membaca buku ini, aku turut mengubah mindsetku dan memilih untuk menutup telinga dari omongan orang-orang yang tidak mendukung. Aku olahraga, aku hitung kalori makanan yang masuk tetapi aku tetap makan apapun yang aku suka. Olahraga buat sehat, bukan buat kurus. Kalau jadi kurus mah itu bonus, ya kan? Hueehehehe. 

Buku ini juga yang menjadi salah satu inspirasiku untuk mementori sebuah event nulis bareng di salah satu penerbit di mana aku bernaung menjadi PJ dua tahun lalu. Judul buku antologinya Perjalanan Menerima Diri. Ternyata, banyak juga loh teman-teman yang sudah berdamai ketidaksempurnaan dirinya.

Nah, teman-teman pembaca di sini punya pengalaman dengan penerimaan diri juga nggak? Cerita di kolom komentar dong😃

#BPNRamadan2023
#LiyaBahasBuku

Judul buku: Imperfect: A Journey to Self Acceptance
Penulis: Meira Anastasia
Genre: Nonfiksi- Kisah Inspiratif
Jumlah halaman: 169
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

Rating pribadi: 5/5

Comments

  1. kita nggak bisa mengontrol omongan orang lain, tetapi kita bisa mengendalikan respon kita terhadap omongan tersebut.

    sepakaatt bgt.
    buku ini relatable dgn sejua orang yah

    ReplyDelete
  2. Sepertinya inspiring bukunya ya. Baru tahu ditulis istrinya Ernest Prakasa. Memang olahraga sebaiknya dilakukan untuk kesehatan dan bukan demi validasi orang lain

    ReplyDelete
  3. Yup.. Buku inspiratif yg wajib kita baca karena buku ini sangat bagus dan kita bisa ambil sisi positif yg bisa kita praktekan

    ReplyDelete
  4. Wah lebih seru n lebih ngena kalau baca bukunya kayaknya ya. Jadi pengen baca juga deh buku yang sangat inspiratif ini.

    ReplyDelete
  5. Saya setuju. Biarkan saja orang lain mau ngomong apa. Gak ngaruh selama kita masih bisa percaya diri, bermanfaat untuk lain dan tidak merugikan.

    ReplyDelete
  6. Terkadang perasaan insecure datang dari dalam diri sendiri, bukan dari luar. Kita sendiri yang perlu mengontrol diri, bukan mencari pembenaran dari orang lain.

    ReplyDelete
  7. Aku lagi insecure nih, gegara habis pandemi BB naik 10 kg dan enggak balik lagi hingga kini hiks...buku (dan film) seperti ini tentu akan memotivasi untuk lebih baik lagi dan percaya diri. Benar jika kita kadang terlalu fokus pada pendapat atau penilaian dari orang-orang yang salah.

    ReplyDelete
  8. Aku belum baca bukunya, sepertinya harus baca nih soalnya dekat dengan pengalaman aku yang setelah memiliki 3 anak, badan jadi melar. Tapi aku ngak ada niat buat diet hanya untuk alasan punya tubuh kayak dulu lagi tapi lebih ke keinginan untuk lebih sehat apalagi keluarga besar orangtuaku punya riwayat sakit yang harus diwaspadai.

    ReplyDelete
  9. Kalau gak salah buku yang berjudul Imperfect-nya sendiri sudah di filmkan ya, kak?
    Sama atau berbeda dengan Imperfect: A Journey to Self Acceptance?

    Belajar menerima diri sendiri ini gimana bedainnya sama ingin menjadi lebih baik?
    Huhu...kadang aku kalau sedang sakit, suka merenung, apa yang sudah aku lakukan sama badanku sendiri? Zolimkah aku?

    Pastinya membaca buku mengenai Self Acceptance ini akan menambah kepercayaan diri dan senantiasa bersyukur telah memiliki kesehatan dan limpahan keberkahan.

    ReplyDelete
  10. Buku ini sudah diangkat dalam layar lebar ya mbak
    Menerima kekurangan diri adalah langkah awal untuk bisa hidup bahagia
    Hidup kita adalah milik kita
    Jadi, tak perlu pusingkan penilaian orang lain ya

    ReplyDelete
  11. Ya Allah aku baru tahu kalau imperfect itu adaptasi dari bukunya istri Ernest. Kirain pure naskah film

    ReplyDelete
  12. bukunya bagus mbak, dijual ga nih mbak, mau beli prelovednya
    jadi teringat beberapa perjalanan diri, mirip cerita penulis, akhirnya lebih bisa menerima diri
    PR yang masih harus diperjuangkan adalah olahraga untuk sehat, masih berusaha konsisten olahraga, kurus mah bonus (aku juga overweight sih)

    ReplyDelete
  13. penasaran juga nih sama buku imperfect ini. kemarin ada sih di ipusnas tapi aku nggak sempat-sempat bacanya. apa beli aja kali ya biar bisa kebaca bukunya?

    ReplyDelete

Post a Comment