Tertawa Setelah Membaca Buku "Seni Menertawakan (Beban) Hidup", Benarkah?
Mengawali 2023 dengan membaca buku nonfiksi, self-improvement genrenya. Kalau kalian follow atau ketemu akun-akun bookstagram di Instagram, kalian pasti sering melihat foto buku ini beserta ulasan dari mereka. Buku karya @raymondmotivator ini berjudul Seni Menertawakan (Beban) Hidup.
Sebelum membeli buku ini, aku tidak membaca ulasan-ulasan dari para bookstagram itu. Aku tidak ingin "merusak" ekspektasiku dengan pendapat mereka. Aku membeli buku ini karena tertarik dengan judul dan cover bukunya, wkwkwkwk.
Ekspektasi awal ketika membaca buku ini adalah aku akan disuguhkan dengan sensasi komedi dalam menghadapi permasalahan hidup. Setelah aku baca keseluruhan isi bukunya, hmm, aku rasa hanya orang-orang tertentu yang bisa mendapat poin penting atau hikmah dari buku ini. Kenapa?
Karena 70% isi bukunya jokes 😄
Bukan jokes ala komedian sih ya, tapi lebih ke jokes ala orang pintar, yang cara berpikirnya lain daripada yang lain. Udah level expert lah ibaratnya. Kalau emosi kalian setipis tisu, kayanya jangan coba-coba baca buku ini deh.
Serius.
Buku ini benar-benar harus dibaca dengan suasana yang tenang, nyaman, dan serius. Jujur aja, kesan pertama ketika aku baca buku ini tuh aku langsung kaya,
"idih, buku apaan sih ini? Isinya kok kaya gini?"
Kalau aku nggak sabar, mungkin aku langsung tutup bukunya terus taruh di lemari bagian bawah, tetapi aku putuskan untuk terus membacanya sampai beberapa halaman.
Benar saja, semakin banyak halaman yang dibaca, semakin dapat intisari penting dari bukunya. Benar-benar harus jeli baca buku ini. Versi aku, proporsi di setiap halaman buku Seni Menertawakan (Beban) Hidup ialah: 80% isi paragrafnya nggak berguna, 20% isi paragrafnya benar-benar self-improvement😄
Jadi, apakah benar kita akan tertawa saat membaca buku ini?
Tergantung. Tergantung kita bisa dapat jokes dan intisari bukunya atau nggak.
#LiyaBahasBuku
Penulis: @raymond.motivator
Genre: Nonfiksi-Self Improvement
Rating pribadi: 2/5
Ahaaaa, kyknya butuh nih baca buku kyk gini.
ReplyDeleteSupaya ga overthinking dan bs jalani ritme hidup di 2023 dgn lebih assoy lagiiii
Aassiiiik. 2023 harus berjalan dengan assoooyy ya Kak hahaha.
DeleteJadi penasaran sama bukunya. Kalau 80 20 kaya gitu, berarti butuh konsentrasi lebih ya untuk memahaminya. Menarik juga nih. Secara mengandung self improvement.
ReplyDeleteBener, Kak. Kalau bacanya sekadar baca nanti malah kaya saya yang meremehkan buku ini di awal hehehe.
DeleteAseli! Aku baca judulnya Mbak lalu lihat covernya aku ngakak sendiri, lo. Mungkin buku ini bisa jadi list berikutnya yang aku beli euy. Meskipun, 80% berisi hal² yang gak berguna kenapa juga aku masih tertarik beli ya? Wuakakakaka. Hmmm, mungkin aku butuh buku yang kaya begini kali ya, Mbak* plak
ReplyDeleteBerarti marketingnya berhasil Mbak hahaha. Fun fuct, itu cover bukunya adalah ilustrasi dari foto asli penulisnya yang terlungkup di busway wkwkwk.
DeleteSalah satu drama Korea yang aku tonton juga pernah bilang "Jika kamu sudah bisa mengubah sebuah tragedi menjadi komedi, berarti kamu sudah menyelesaikan semua masalah hidupmu."
ReplyDeleteRelate banget dengan buku "Seni Menertawakan (Beban) Hidup".
Pas baru ngalamin, pasti terasa sangat berat dan menyesakkan.
Namun di masa yang akan datang "Kamu sudah akan bisa mengubah tragedi jadi komedi, hatimu akan merasa lebih baik".
(quote drama twenty five, twenty one)
Wah kereeenn! Memang komedi ini diperlukan juga dalam hidup ya Kak, sebagai penyeimbang masalah yang datang silih berganti.
DeleteBarangkali kalau Stand Up Comedy dibikin format buku bakal kayak gini jadinya ya, Kak.
ReplyDeleteBener banget, Kak. Apalagi modelan Raditya Dika sama Bintang Emon ya hehehe
DeleteIni termasuk buku yang belum kubaca, sih. Tapi sepertinya aku bakal cari buku lain dulu, deh, Apalagi kalau ratingnya kurang bagus. Mungkin kalau aku ingin baca, pinjam aja di perpustakaan, hehe.
ReplyDeleteBeberapa bookstagramer yang aku baca ulasannya juga rata2 bilang buku ini nggak ngaruh buat mereka, Mbak. Ntah itu penyesalan atau apa kurang tahu juga hihihi.
DeleteWahh satu lagi buku yang harus masuk keranjang nihh, kayaknya seruu dibaca kalo lagi down gini wakkwkw
ReplyDeleteHihihi, jangan lupa ulas juga di blog kalau udah baca ya Kak. Mana tahu pendapat kakak beda tentang buku ini ^_^
DeleteNah menurut saya perbandingan 80:20 ini yang justru bikin penasaran nih.
ReplyDeleteSoal tertawa atau tidak saya setuju kembali ke pribadi masing-masing saja bagaimana menyikapinya ya
Tapi sungguh saya penasaran pengen baca juga bukunya
Lah, iya juga ya. Kok saya malah kaya lagi promosi bukunya hihihi, jangan lupa ulas juga di blog kalau udah baca ya Kak. Mana tahu pendapat kakak beda tentang buku ini ^_^
DeleteKayaknya perlu dibaca nih bukunya. Pengen tahu bisa bikin ketawa nggak. Perlu dibaca bersama suami soalnya saya dan suami jokesnya beda level
ReplyDeleteWah, seru tuh Kak kalau baca berdua suami yang beda level jokesnya. Bisa jadi sama-sama ketawa atau cuma salah satu yang ketawa :D
DeleteWidik kayak.y cocok nih sama aku. Suka banget sama buku yang bisa ngehibur dan dinikmati secara privat.
ReplyDeleteYuk cobain baca Kak :D
DeleteYa Allah saya butuh banget nih buku seperti ini... Bikin tertawa dan menertawakan beban hidup yang dijalani saat ini..
ReplyDeleteJadi penasaran nih sama jokes yang ada di buku ini. Apakah dia semacam jokes Satir gitu ya jadinya?
ReplyDeleteNggak satir, Kak. Lebih ke plesetan kalimat gitu. Kaya kita udah baca serius kalimatnya, eh di akhir endingnya jadi plot twist :-D
DeleteWah, penasaran dengan isi bukunya. Karena memang sesekali rasanya perlu juga menertawakan beban hidup agar lebih rileks menghadapi kehidupan. Di luar sana nyatanya banyak ujian orang lain yang mungkin lebih berat tantangannya.
ReplyDeleteBener banget, daripada uring-uringan, mending diketawain aja ya Kak hahaha.
DeletePenasaran nih ama buku seni menertawakan beban hidup ini. Jadi isinya perlu dibaca mendalam mungkin ya, kudu sabar buat tahu maksud penulisnya. Komedi tapi bukan jokes, hm ...
ReplyDeleteYap, karena bisa jadi dalam satu halaman itu isinya plesetan komedi hihihi
DeleteJadi penasaran pengen baca mba. Kayak apa sih jokesnya orang pintar? Haha... Kayaknya aku juga pengen menertawakan beban hidupku biar bisa aku nikmati.
ReplyDeleteLebih ke nggak terduga Mba jokesnya hehehe
DeleteJadi penasaran deh dengan buku ini, kayak apa sih kok sampai harus punya kepekaan untuk mendapatkan intisari dari hikmah yang ingin disajikan. Apalagi ditambah 80% isi paragraf tidak berguna. Kok bisa gitu, mbak?
ReplyDeletePenulis membawa poin-poin self improvementnya dengan plesetan kalimat, Mbak. Kadangkan orang suka nggak paham sama jokes plesetan gitu, harus baca ulang dulu baru paham hehehe.
Deletekok jadi penasaran sih sama bukunya, apakah banyak jokesnya atau sindiran
ReplyDeletecoba cari ah
menertawakan diri sendiri atau beban hidup yang kita jalani kadang menjadi sisi menarik untuk introspeksi sih
Jangan lupa ulas di blog ya Mbaaak. Mbak juga suka ulas bukukan hihihi. Mana tahu saya dapat insight baru dari pendapat Mbak Dyah ^_^
DeleteBukunya menarik
ReplyDeleteCover dan judulny asik
Mungkin kalau ditertawakan jadi nggak beban lagi ya mbak, hehe
Setidaknya meringatkan otak biar nggak kepikiran sama beban hidup Mbak hahaha. Fun fact, cover bukunya itu ilustrasi dari foto asli penulisnya yang terlungkup di lantai busway :D
ReplyDeleteHaha nggak berguna gimananya mbak😂 kok ikut penasaran. Kayaknya masing masinh orang punya seni menertawakan bebas deh dan bisa dijadikan buku haha
ReplyDeleteBukunya membuat kesal kesal gemas ya mba. Memang mengajak tertawa berarti penulisnya mba
ReplyDelete