MEMILIKI HOBI = MENGGALI POTENSI

Semakin matang diri ini, kalau sudah bicara tentang hobi menurutku bukan hanya tentang apa yang aku senangi, melainkan benefit apa yang bisa aku dapat dengan melakukan kesenanganku itu, seperti menggali potensi (kemampuan) diri misalnya. 

Ada satu hobi yang dari dulu selalu aku jawab dengan jawaban yang sama ketika ditanya "hobi kamu apa", yaitu membaca. Dicekokin buku sejak dini membuatku terbiasa dengan buku dan selalu membeli buku setiap bulannya. Buatku membaca itu menyenangkan, selain banyak pengetahuan yang masuk, aku juga bisa belajar membaca nyaring layaknya para VO talent. Seiring berjalannya waktu, hobi membacaku ini mengantarkanku pada potensi yang tak aku sangka sebelumnya, yaitu menulis. 


Singkat cerita, aku sudah kenal dunia literasi ini sejak SMA, pernah ikut lomba menulis resensi buku dan menulis artikel tingkat provinsi, tetapi bakat ini tidak aku teruskan bahkan cenderung aku pendam. Barulah hobi ini muncul lagi setelah aku lulus kuliah lanjutan. Tesisku menggunakan metode kualitatif, yang tentunya membutuhkan banyaaak sekali referensi buku dan jurnal penelitian agar bisa aku olah menjadi narasi yang apik dibaca. Kurang lebih satu tahun aku menyelesaikan tesisku itu, menghasilkan kurang lebih  250 halaman tulisan. 

Sejak saat itu aku jadi menemukan "enaknya" menulis. Mulai dari caption instagram yang mendayu-dayu, serius di dunia blogging, hingga berkutat dengan komunitas menulis dan menjadi PJ event menulis di salah satu penerbitan buku indie. Inilah potensiku. 

Korelasinya apa dengan membaca? 

Tidak pernah bosan aku mengingat omongan salah satu dosenku, "Kalau mau pandai menulis, harus rajin baca. Nggak ada penulis yang nggak membaca". Bisa dibilang bahwa membaca dan menulis itu ibarat amplop sama perangko, akan "lancar" jika bersatu, tetapi akan saling tertinggal jika berpisah. 

Menjadi seorang penulis harus kaya akan informasi serta diksi-diksi agar kata yang dirangkai menjadi kalimat yang ciamik, kalimat yang dirangkai menjadi paragraf yang apik, dan paragraf yang dirangkai menjadi tulisan yang layak dibaca siapa saja. Dengan membaca, aku bisa mengatasi kebuntuanku dalam menulis, dengan menulis aku bisa mengekplorasi lebih jauh bacaan yang telah aku serap. Keduanya saling terikat satu sama lain.

Hobi itu bukan tentang melakukan hal yang disenangi dengan menghamburkan uang, tetapi harus ada manfaat yang bisa diambil. Lalu, kalau ada yang seperti ini, gimana?

"Hobiku itu belanja. Aku senang belanja, membeli banyak barang sesuai keinginanku. Setelah belanja aku jadi bahagia". 

Ah, apa iya seperti itu? Bukannya habis belanja uang jadi berkurang atau malah habis ya? Coba deh tanyain lagi ke dirimu. Yuk temukan hobi yang bisa menggali potensi diri😊

#BPN30DayRamadanBlogChallenge2022
#BPN30DayRamadanBlogChallenge2022Day17

Comments

  1. aduh jadi pengin ketemu dosennya, wejangannya pasti selalu keren-keren

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hihihi, beliau udah senior Kak, wejangannya tentu seputar pengalaman beliau selama mengabdi :D

      Delete

Post a Comment