Suka Nulis dan Ingin Punya Buku Sendiri? Yuk Mulai Nulis Buku Antologi
Konon katanya, siapa yang suka nulis pasti suka baca, berlaku pula sebaliknya. Menurutku, kalimat tersebut benar adanya. Menulis dan membaca adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Hampir mustahil rasanya untuk mahir menulis tetapi malas membaca. Salah satu cara untuk mendapatkan kosakata baru dan belajar merangkai kata agar menjadi kalimat apik ya dengan membaca.
Jika dua hal tersebut sudah dikuasai, atau setidaknya sudah diminati, kita akan masuk ke tahapan selanjutnya, yaitu rutin menulis dan punya buku sendiri. Ya, siapapun bisa membuat buku yang berisi karya kita. Benar-benar karya kita, seperti buku-buku yang sudah kita baca, serta buku-buku yang bertebaran di toko buku.
Tahun ini aku menambah gelar lagi, tetapi bukan gelar akademik yang tersemat di belakang nama. Melainkan 'gelar' profesi di mana orang-orang mulai mengenalku, sebagai penulis. Semua berawal dari komunitas blogger yang aku ikuti. Kala itu aku saling sapa dengan salah satu blogger yang ternyata sering ikut nulis dan bikin buku antologi. Aku ikuti jejaknya dan bertahan hingga sekarang. Sudah 15 buku antologi berhasil aku hasilkan dalam kurun waktu 5 bulan saja. Kok bisa? Bisa dong.
Lalu, buku antologi itu apasih sebenarnya?
Buku antologi itu adalah buku yang isinya kumpulan cerita/ naskah dari beberapa penulis. Biasanya buku ini memiliki satu tema yang sama, dengan judul cerita yang berbeda-beda tetapi mengarah ke tema tersebut. Tujuannya agar para pembaca bisa mendapatkan manfaat dari cerita-cerita yang ada. Biasanya antologi ini bergenre non fiksi sih, tetapi ada juga beberapa event yang memfasilitasi antologi fiksi. Tinggal dilihat aja ketentuan-ketentuannya. Jika tulisan sudah sesuai tema dan ketentuan yang berlaku dari eventnya, insyaAllah naskah akan diterima dan dibukukan. Percaya deh, sekali naskah lolos dan buku itu udah di tangan, pasti ketagihan mau nulis lagi!.
Nah, kali ini aku ingin berbagi tips berdasarkan pengalamanku menjadi penulis buku antologi. Simak yuk!
Hal pertama yang menurutku harus dilakukan sebelum membuat buku adalah mengikuti kelas atau pelatihan, atau at least webinar tentang kepenulisan. Kenapa? Menulis itu bukan asal menulis. Ada dasar-dasar yang harus diperhatikan, ada ketentuan-ketentuan yang mesti dipahami. Menulis buku fiksi dan non fiksi tentu berbeda aturannya. Bagaimana kita tahu jika tidak belajar? Di media sosial bertebaran kok pihak-pihak yang mengadakan webinar, kelas, dan pelatihan ini. Baik berbayar maupun gratis. Pastinya yang berbayar lebih mendalam ya bahasannya, tapi sesuaikan saja dengan kebutuhan kalian.
Setelah ikut webinar, kelas, maupun pelatihan nulis, cari tahu komunitas/ event menulis di berbagai media. Semua orang pasti punya media sosial, kan? Bisa ditelusuri komunitas-komunitas yang menyediakan event menulis antologi. Pelajari syarat dan ketentuan yang ada di komunitas/ event tersebut. Beda komunitas/ event, beda pula aturannya.
Sudah ikut webinar dan semacamnya tetapi belum pernah nulis atau mempublikasikan tulisan kepada orang banyak? Awali dengan ikut NuBar (Nulis Bareng) gratis tanpa seleksi. Menerbitkan buku antologi ada banyak caranya, salah satunya mengikuti event NuBar. NuBar ini biasanya gratis tanpa biaya pendaftaran. Tinggal mendaftar, ikuti syarat dan ketentuan, lalu kirim naskah ke narahubung yang tersedia. Namun, untuk NuBar tanpa seleksi ini biasanya ada kewajiban membeli buku. Bisa minimal 1 buku atau minimal 3 buku, tergantung komunitas/ penerbitan yang menyelenggarakan.
Selain NuBar, bisa juga ikut undangan menulis buku antologi gratis dengan seleksi. Nah, dari sinilah awal mula karir menulisku aku rintis. Aku mengikuti undangan menulis buku antologi gratis dengan seleksi. Tulisanku diseleksi terlebih dahulu apakah sudah sesuai dengan ketentuan atau tidak. Ada beberapa penyelenggara yang tidak membatasi kuota penulis, tetapi ada juga yang membatasi agar buku tidak sampai 2 jilid. Berbeda dengan NuBar, undangan menulis buku antologi gratis ini ada yang tidak mewajibkan untuk membeli buku dan ada yang mewajibkan. Cara pengiriman naskahnya mirip dengan Nubar. Lakukan pendaftaran, baca baik-baik tema, syarat dan ketentuan yang berlaku, lalu mulai menulis dan kirim naskah sebelum tenggat waktu. Nanti tim penyelenggara akan menseleksi terlebih dahulu naskah-naskah mana saja yang lolos. Jika lolos, kita akan masuk ke grup WA, tetapi jika tidak lolos, kita tidak masuk grup di waktu yang sudah diumumkan dan naskah kita boleh digunakan untuk keperluan lainnya.
Ingat, tulisan yang dibuat jangan sampai lari dari tema, apalagi tidak sesuai S&K. Banyak penulis yang gagal karena tidak memperhatikan tema, khususnya syarat dan ketentuan. Seperti yang aku bilang di awal kalau sudah sekali ikut nulis dan punya buku antologi, pasti ketagihan untuk nulis lagi. Namun, banyak penulis yang lengah, berpikir dengan mengikuti event dari komunitas yang sama, S&Knya juga akan sama. Faktanya, pihak komunitas suka merubah S&K, tujuannya untuk melihat ketelitian calon penulis apakah cermat dalam memahami rules atau tidak. Alhasil, banyak yang nggak lolos seleksi bukan karena naskahnya jelek, tapi karena lalai dengan S&K. Sayang banget kan😢
Sisihkan uang khusus untuk membeli buku. Perkara wajib beli buku atau tidakpun masih sering dipertanyakan, khususnya bagi penulis pemula atau yang baru nyemplung di dunia literasi. Aku kasih tahu satu hal ya, menurutku punya buku hasil karya sendiri wajib hukumnya! Menulis buku apalagi buku tersebut mencantumkan naskah kita di dalamnya serta nama kita, sayang banget rasanya kalau buku tersebut tidak dimiliki. Buat apa capek-capek menuangkan ide, meluangkan waktu untuk menulis, tetapi tidak memiliki buku tersebut? Untuk itu tidak perlulah bertanya "Wajib beli buku nggak" jika memutuskan untuk mengikuti undangan menulis buku, apalagi undangannya gratis, siapapun boleh ikut. Punya buku hasil karya sendiri juga sebagai bukti bahwa kita adalah kontributor di buku tersebut.
Nah, itulah beberapa tips dariku berdasarkan pengalaman yang sudah aku lewati. Menulis itu asyik loh, apalagi tulisan kita dibukukan. Ada rasa bangga tersendiri yang dirasakan. Jadi, yuk mulai nulis buku antologi.
Mantulll ������ terus semangat berkarya kakak~~~
ReplyDeleteGuys, kalau mau punya buku antologi yg rulesnya ngga ribet, bisa dikepo2in dulu nih komunitas Salisma Project. Aseeekk 🤩🤩
DeleteWah, sama donk mba hobi kita. Jangan-jangan kita pernah sebuku? Hehe, semangat terus berkarya ya mba ❤
ReplyDeleteEh iyakah? Bisa jadi sih mba hihihi. Semangat berkarya juga buat mbanyaa <3
DeleteMau ikutan Mba, beneran.. bisa spill langkah awal/nama komunitas nya ga mba? Yang syaratnya kira2 bisa saya penuhi sebagai orang yang awam di bidang kepenulisan (belum punya pengalaman samsek)?
ReplyDeleteBisa ikut nubar dulu aja mba kalau belum pernah nulis sama sekali. Saya ada handle nubar di salah satu penerbitan sebagai PJnya. Bisa dicek di akun IG saya ya mba, ada di profil blog hehehe
DeleteIya bener banget Kak, menulis antologi bisa jadi pilihan utama buat yang nulis buku perdana.
ReplyDeleteBetul kak. Sekalian belajar dari tulisan teman-teman lain jugakan ya buat tau kelebihan kekurangannya :)
DeleteWaah aku mau dong kak ikutan komunitasnya biar bisa belajar nulis buku
ReplyDeleteYuuk ikut yuuk :D
DeleteIyap betul kalau pengen bisa nulis, bisa dimulai ikutan nulis antologi. Lumayam buat nambah relasi, belajar bikin berkarya
ReplyDelete100% ;-)
DeleteIya benar banget. Aku juga tahun ini pingin nulis antologi. Tapi menunggu yang sesuai di hati, xixixi.
ReplyDeleteTahun ini sisa sebulan lebih 4 hari lagi loh mba, yukk gasskaaann
ReplyDeleteSelamat kak untuk pencapaian pembuatan bukunya! Semoga makin banyak menelurkan karya bermanfaat ya kak.
ReplyDeleteWah, selamat atas gelar barunya, Mbak ^^ Anw aku juga suka ikut proyek-proyek antologi. Itung-itung nyicil latihan biar makin pede untuk suatu saat bisa berkarya solo~
ReplyDeleteWah selamat ya jadi penulis, produktif lagi. Menarik nih untuk diikuti jejaknya.
ReplyDeletealhamdulillah udah sempet ikut beberapa projek antologi tapi tahun ini libur dulu. semoga tahun dean bisa ikut lagi. aku berhenti karena ketua projeknya meninggal dunia
ReplyDeletewah mantabbb bgets kak 5 bulan 15 buku, aku jg ikut komunitas menulis online tp masih 2 antalogi hehehe, terimakasih sdh membakar smngat saya untuk menulis buku lgi ..
ReplyDeleteYuk kak berkarya lagi, sekalian buku solo juga :D
DeleteKeren banget 15 buku antologi dalam kurun waktu 5 bulan, harus sering kepoin IG kakak nih, biar dapat info nubar
ReplyDeleteHihihii yuukk berteman di IG kak
DeleteAku juga pertama nyoba buku antologi kak... Emang jadi secandu gitu ya 🥰
ReplyDeleteBeetuuulll kak. Cuma harus direm juga sih candunya, kadang saking candunya tanpa sadar jadi nulis di buku yang temanya 11-12 sama buku sebelumnya hahaha
DeleteMantap Kak. Aku baru gabung di WAH IIDN. Semoga jadi salah sayu motivasi aku buat nerbitin buku lagi. ☺️
ReplyDeleteWaah kereen. Semangat kaak
DeleteJadi pengen nyoba nulis buku antalogi, dari pada tulisan numpuk di notes doang, yaa~
ReplyDeleteYuk cobain kak, tapi jangan salahin saya ya kalau jadi candu hehehe
Deleteterima kasih Mbak atas inspirasinya. OTW nyusul...
ReplyDeleteYeaayy!
Deletehaha iya bener mba nulis buku antologi itu bikin ketagihan... saya sampe menelantarkan naskah buku solo karena godaan godaan antologi yang sulit ditepis hahahaha, sampai akhirnya bikin resolusi pokoknya tahun 2022 harus kelar draft buku solonya dan off dulu buku antologi
ReplyDeleteWaah sama kak! Saya juga sekarang agak pause dulu nulis antologinya, milih-milih mana judul yang bombastis. Soalnya pengen realisasikan buku solo juga tahun depan. Semoga kita bisa istiqomah yaa mba. Bismillah buku solo :)
DeleteLangkah awalku nulis lagi setelah lama vakum juga di antologi mbak, asyik walau sering mepet DL hehehe
ReplyDeleteMasya Allah ternyata banyak banget ya mba yg suka nulis buku. Aku nih kayanya yg ketinggalan memulai
DeletePengen punya buku sendiri jg tapi ya Allah malasnya itu loh
ReplyDeleteGodaan memang gede banget kak hihihi.
DeleteSaya masih punya mimpi ingin nulis buku sendiri, tapi kok nggak tertarik antologi ya!
ReplyDeleteHehe ngga apa2 mba, langsung gas aja di buku solo
DeleteWaah inspiratif sekali.. Jadi ingat pernah berkarya buku antologi secara indie.. Makasih mbak jadi terinspirasi lagi hehe
ReplyDeleteYeaay! Yuk mbak berkarya lagii
Delete