LULUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN BUKAN PSIKOLOG: SEBUAH KLARIFIKASI

"Kuliah, teh? Jurusan apa?" tanya kang driver taksi online yang sedang aku tumpangi kala itu.

"Iya a', jurusan psikologi pendidikan" jawabku.

"Wah, bisa ngeramal dong" 

Jleb. 


(Sumber: https://www.subpng.com/png-27c5ev/)

Banyak yang salah kaprah ketika mendengar kata psikologi, atau kuliah di jurusan psikologi. Mindset yang berkembang di masyarakat kalau kuliahnya psikologi, otomatis jadi psikolog. Bahkan yang bikin geleng-geleng kepala, anak psikologi dianggap sebagai dukun, bisa membaca atau meramal seseorang. Ini bukan mengada-ngada, aku sendiri beberapa kali mengalaminya. 

Aku lulusan magister psikologi pendidikan. Selama kuliah tidak jarang aku mendapat pandangan demikian bahwa aku bisa meramal orang. Entah dari mana asal muasalnya pandangan itu. Masa kuliah bertahun-tahun malah jadi dukun? Selain itu, aku juga sering dikira psikolog, karena backgroud pendidikanku ada kata psikologinya. Maaf kalau sudah mengecewakan kalian, tapi asumsi kalian keliru hehehe.

Di sini muncul pertanyaan-pertanyaan. Apa iya kalau kuliah di jurusan psikologi nantinya akan jadi psikolog? Apa iya kalau kuliah di jurusan yang ada kata 'psikologi' otomatis jadi psikolog? 

Nah, kali ini aku ingin coba menjelaskan sedikit tentang psikologi khususnya psikologi pendidikan. Mudah-mudahan setelah membaca tulisanku ini kalian punya wawasan baru tentang psikologi pendidikan. Agar nanti ke depannya nggak keliru lagi membedakan mana yang psikolog dan mana yang bukan.  

Aku awali dengan membahas sedikit tentang psikologi dulu ya. Psikologi memiliki dua tujuan, klinis dan keilmuan. Psikologi klinis contohnya mereka yang berprofesi sebagai psikolog, sedangkan psikologi keilmuan adalah mereka yang mengambil kuliah lanjut non profesi, seperti psikologi pendidikan

Psikolog adalah sebuah gelar yang disematkan bagi mereka yang sudah menyelesaikan S1 psikologi dan S2 profesi psikologi di bidang psikologi klinis. Setelah menyelesaikan studi S1 dan S2, calon psikolog akan melakukan sidang profesi serta pengukuhan dalam sebuah sumpah profesi. Kemudian calon psikolog mengurus perizinan praktik yang disebut dengan SIP PK (Surat Izin Praktik Psikolog Klinis) agar bisa menggunakan kewenangan profesinya. 

Sama seperti dokter, syarat untuk mendapat gelar dokter adalah menyelesaikan pendidikan Sarjana Kedokteran (S.Ked) dan menyelesaikan pendidikan profesi dokter, yang kita kenal dengan koas. Setelah selesai nanti akan dikukuhkan juga melalui sumpah dokter kemudian mengurus perizinan praktik yang disebut dengan SIP (Surat Izin Praktik).

Sudah jelas ya, syarat mutlak untuk menjadi psikolog adalah wajib linear S1 psikologi lalu S2 profesi psikologi. Jika ada orang lain yang baru S1 psikologi tetapi sudah mengklaim dirinya atau diklaim orang lain sebagai psikolog, tolong diluruskan. Bukannya lebay, ini menyangkut kewenangan dan ranah. Psikologi adalah ilmu kejiwaan, ada treatment dan assessment di dalamnya yang tentu saja harus dilakukan oleh orang-orang yang kompeten di bidangnya. Bukti kompetennya apa? Ya SIP PK tadi.

Nah, gimana dengan psikologi pendidikan (psikologi pendidikan ya, BUKAN psikolog pendidikan)?

Pada dasarnya psikologi pendidikan memang bagian dari ilmu psikologi, tetapi bukan psikologi klinis, sehingga lulusan psikologi pendidikan itu bukan psikolog. Dari namanya saja sudah kelihatanlah ya, psikologi pendidikan fokusnya dalam hal apa. Yap, P.E.N.D.I.D.I.K.A.N.

Lalu, muncul lagi pertanyaan baru. "Lulusan psikologi pendidikan kerjanya apa? Bisa konsultasi juga?" 

Bisa dong, asalkan tidak keluar dari jalur pendidikan. Lulusan psikologi pendidikan bisa jadi pendidik (guru, dosen yang bernaung di fakultas pendidikan), ilmuwan (peneliti, bisa juga menjadi asisten psikolog untuk melakukan riset-riset terbaru), praktisi serta konsultan di bidang psikologi pendidikan. 

Di sekolah pun tugas seorang pendidik bidang psikologi pendidikan berbeda dengan BK (bimbingan konseling). Perhatian pendidik bidang psikologi pendidikan mecakup tiga hal:

1. Pebelajar: bagaimana pribadi dan karakteristik siswa dalam hal pendidikan

2. Situasi belajar: bagaimana penguasaan guru terhadap metode, model, serta strategi pembelajaran dan faktor-faktor yang dapat membuat seseorang belajar.

3. Proses belajar: bagaimana interaksi dinamis antara pebelajar dan pendidik dalam mencapai tujuan pendidikan.

Di Indonesia, baru dua universitas yang menyediakan jurusan atau program studi khusus psikologi pendidikan. Magister Psikologi Pendidikan di Universitas Pendidikan Indonesia di Bandung, dan Doktor Psikologi Pendidikan di Universitas Negeri Malang (sumber: pddikti.kemdikbud.go.id). Jadi memang psikologi pendidikan ini adalah ilmu lanjutan. 

Membahas sebuah profesi memang harus jeli, tidak bisa asal digeneralisasi. Ada profesi-profesi tertentu yang hanya bisa dilakukan sesuai dengan linearitas latar pendidikan serta legalitas perizinannya, seperti psikolog dan dokter. Semoga penjelasan singkatku di atas bisa membantu untuk menjelaskan bahwa tidak semua lulusan psikologi itu psikolog, termasuk lulusan psikologi pendidikan. 


Comments

  1. Makasih penjelasan detailny Kak.. saya s1 psikologi jarang ditanya "bisa ngramal ga?"

    Seringnya ditanya,"coba, akutuh orgnya gimana sih?"
    Lah tanya ttg dirinya ke org lain.. 😅

    ReplyDelete
    Replies
    1. “Coba, akutuh orangnya gimana sih?” ini sama aja kita disuruh ngeramal orang kan 😆. Kalau yg nanya teman, mungkin masih bisa dijawablah ya kak krn sering interaksi sm mereka. Lah, ini org yang ngga kenal (driver ojol) cemana pulaa

      Delete
  2. mantap ulasannya, jelas bin clear inih mba. pastinya memberikan informasi yang sejelas-jelasnya ini kepada khalayak... yang penting iqro... baca yauwww .... tengkyu mbaaaa

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehehe betul kaak supaya ngga pada salah kaprah lagiii

      Delete
  3. Awalnya saya juga mengira anak pskilogi kayak dukun, eh setelah belajar matkul psikologi stigma di fikiranku pudar. Bukan seperti dukun sebenarnya, ya karena mereka lebih mengetahui ilmunya gitu

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahahaha ya mungkin krn psikologi mendalami ilmu jiwa ya kak, analisis perilaku juga jadi 'dianggap' dukun.

      Delete
  4. Keren Mbak. Memang musti dijelasin dengan detil begitu soal profesi kita, karena banyak orang yang salah persepsi. Terus menulis ya Mbak...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul mba. Takutnya yang salah persepsi itu semakin nyebarin anggapannya ke orang lain, jadinya kekeliruan nggak habis habis :D.

      Pasti mbaa, semangat ya kita buat bloggingnyaa.

      Delete
  5. Replies
    1. Hahahaa mangga teh. Kalau ada yg keliru tolong diluruskan ya 😬

      Delete
  6. Ooh seperti itu ya. Makasih sudah berbagi info. Semoga nanti ga ada lagi yang minta dibacain karakter pribadi lagi ya mbak :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Setelah blog ini dipublish, masih ada yang japri saya buat minta 'diliat' mba :')

      Delete
  7. ini yang perlu ditekankan, bahwa tidak semua orang yang belajar di jurusan A pasti bekerja menjadi profesi A. orang selalu mikirnya pekerjaan harus sesuai dengan jurusan, padahal enggak. karena kuliah itu proses belajar untuk menemukan apa yang cocok untuk kita. kalau pun gak sesuai jurusan tapi kompeten kan juga gapapa. yang penting bertanggung jawab sama pekerjaan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. betul mba. tapi memang ada beberapa pekerjaan yg harus sesuai jurusan, kaya dokter sama psikolog ini. Ngga mungkin dong jurusanya keguruan tapi jadi dokter hihihi

      Delete
  8. dan masih ada dong yang mengira psikolog dan psikiater itu sama...hehehe.
    terima kasih sharingnya mbak, sangat mencerahkan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah, valid nih kak hehehe. Kalau misalnya saya ditanya perbedaan psikolog sm psikiater apa, jawaban simpel saya "psikiater bisa kasih obat ke pasien kalau psikolog nggak" hehehe

      Delete
  9. Kalau BK berarti lebih dekat ke psikologi pendidikan ya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya kak, tapi nggak sama. BK lebih fokus ke siswa, sedangkan psikologi pendidikan juga mencakup guru

      Delete
    2. Oke, terimakasih pencerahannya

      Delete
  10. Jadi psikologi pendidikan itu bukan guru BK ya? Saya selama ini salah kaprah, jadi kalau mau tanya-tanya sebaiknya ambio jurusan apa itu sama psikolog pendidikan? Biasanya kalau mau konsultasi sama psikolog pendidikan dimana ya mba?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Seharusnya bukan mba. Ranah kerja psikologi pendidikan seperti yang saya jelaskan di atas. Hanya saja fakta di lapangan psikologi pendidikan suka nyemplung juga ke BK krn kualifikasi yang diminta sekolah untuk jadi guru BK kan seringnya lulusan BK atau psikologi hehe.

      Kalau mau konsultasi sama psikolog pendidikan bisa ke klinik-klinik psikolog mba. Psikolog juga buka praktik seperti dokter. Mereka juga punya asosiasi, APPI (Asosiasi Psikologi Pendidikan Indonesia) namanya, anggotanya para psikolog bidang pendidikan semua.

      Delete
  11. wah terecrahkan mbak, aku lagi inginlanjut study keebutlan inginnya juruan psiokologi anak usia dini sbenanrya . agak lucu emang masyarakat kita asal dari lulusanpsiokologi di sebut psikolog padahal beda ya ..

    mantap mbak tulisan inis ecara tidaklangsung merupakan upaya edukasi bagi pembaca

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehehe iya mba, beda. Mungkin karena kurang familiar aja kali ya, apalagi dulu masih banyak yang meremehkan dan memandang sebelah mata kalau ada yang ke psikolog, orang gila katanya yg ke psikolog itu :D Jadinya kurang bisa membedakan.
      Alhamdulillah sekarang udah nggak begitu lagi pandangannya.

      Delete
  12. Naah, emang banyak yang salah kaprah, nih! Temenku yang jurusan psikologi juga sering ngeluh hal yang sama 😂😂

    ReplyDelete
    Replies
    1. :D :D apa perlu pakai kalung gede-gede sama gelang cincin yang banyak nih biar tampilan sama kaya dukun

      Delete
  13. Berarti nanti kerjanya jd konsultan pendidikan di sekolah ya mba?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul mba, tapi karena psikologi pendidikan masih baru (di UPI sendiri psikologi pendidikan baru dibuka tahun 2013) jadi prospek kerjanya masih terbatas. Beberapa universitas juga baru beberapa semester ini jadikan psikologi pendidikan sebagai mata kuliah wajib di fakultas keguruan.

      Delete
  14. wah ilmu baru nih, terima kasih mbak

    ReplyDelete
  15. Suka bacanya. Menambah ilmu. Hatur nuhun, Mbak.

    ReplyDelete
  16. Terima kasih kak atas ilmu barunya yg sangat bermanfaat^^

    ReplyDelete
  17. Dan itu yang terjadi ketika masih mahasiswa dan satu fakultas dengan anak bk dan psikolog
    Minta diterawang dan dibaca kepribadiannya hahahahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahahaha kalau dijawab nanti akan ada lagi pertanyaan-pertanyaan lanjutannya :D

      Delete

Post a Comment